Ekpektasi VS Realita
Ekspektasi 1
“Ayo kerahkan massa, segera daftar, mudah-mudahan bisa dikoordinir rombongan. Segera kumpulkan KTP ya, japri. Ceklis satu-satu” ungkap seseorang yang diamanahi sebagai koordinir rombongan.
Realita 1
Krik, krik, krik. No respon. “Teh, maaf masih bisa daftar? Teh aku belum ngumpulin, teh temen baru mau ikut (diwaktu Injury Time).”
.“Teh, aku ga jadi ikut (H-beberapa jam)”
Ekspektasi 2
“Teh, nanti bawa poster smart171, spanduk smart171, pakai jaket smart171. Pokoknya, biar kita serombongan busnya, minimal kita pecah jadi beberapa kelompok. Pengalaman dari 212 tahun lalu, kita harus ada beberapa korlab minimal jagaik dik-adik” rencana mulai disusun.
Realita 2
“Teh aku berangkat habis maghrib.” Jalanan Jatinangor-Bandung macet tol dan jalur caheum ramai padat. “Teh siapa yang koordinir dari Nangor?” Krik sunyi senyap. “Kalian dimana?” Baru mau berangkat, cari makan dulu, akhirnya rombongan tercecer.
Ekspektasi 3
Berangkat ke Jakarta pukul 00.00 tiba pukul 03.00, beserta rombongan lainnya.
Realita 3
Bus habis, +- 400 belum ke-rejekian berangkat. 6 orang anak manusia nekad pesan Grab di Injury Time pukul 05.45 tiba Jakarta 08.30 an, merayap masuk dari padatnya peserta di sekitar pintu masuk.
Maka, nikmat Hikmah TuhanMu yang manalagikah yang kamu dustakan? Allah masih memberikan kenikmatan berjuang. Ini baru aksi yang notabene duduk. Ini baru ga dapat bus rombongan, tapi Allah ingin ‘kami’ berlatih, jika suatu saat jiwa kami mau tak mau harus 'perang’. Meski ekspektasi kadang tak semulus realita. Ini pelajaran bahwa manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan.
.
.
Terimakasih pengalamannya, terimakasih kesabarannya, kita terus berjuang sampai Palestina Merdeka!
.
.
Biruh bidam, Nafdika ya Aqsa!
.
.
#AksiBelaPalestina
#17122017
#AlQudsIbukotaPalestina
#StandforPalestine





Label: Tak Berkategori

Posting Komentar